Suara Dari Akal Sehat

 


Surga adalah balasan bagi orang yang semasa hidupnya baik. Surga digambarkan dengan berbagai kenikmatan yang tentunya membuat kita tergiur untuk masuk ke dalamnya. Sayang, tiket untuk bisa masuk ke dalam surga tidak semudah seperti booking tiket pada umumnya. Dari sekian banyak kenikmatan yang banyak digambarkan tentang surga, ada satu hal yang selalu membuatku jadi bertanya-tanya. Kalau boleh jujur, aku sendiri jadi takut kalau terlalu larut memikirkan ini. Aku bersaksi bahwa aku hamba yang beriman. Aku mengimani Allah SWT sebagai Tuhan Semesta Alam dan Nabi Muhammad SAW sebagai utusannya. Sebagai manusia, perjalanan menuju tempat yang kekal yakni alam akhirat masih sangatlah jauh. Setelah dunia ini berakhir, masih ada step selanjutnya untuk akhirnya diputuskan apakah kita akan masuk ke dalam surga atau neraka. Semua manusia sudah pasti mengharapkan surga. Bahkan manusia yang berperilaku buruk sekalipun. Satu hal yang mengusik ketenanganku. Dunia ini sangat ramai. Di dalam keramaian ini sering sekali terjadi keributan yang tidak terduga. Akan menjadi baik-baik saja kalau keributan itu hanya ada di depan mata kita dan tidak langsung terjadi pada diri kita sendiri. Namun, bertubi-tubi hal yang tidak membuat nyaman datang. Seseorang dengan jiwa yang kuat akan menyerapnya menjadi energi dan menjadikannya bahan bakar untuk terus melanjutkan hidup. Namun, tidak dengan diriku. Tidak juga dengan orang-orang yang sama sepertiku. Apakah kami ini lemah? Bagaimana agar bisa kuat seperti mereka?

Bukan. Ini bukan tentang masalah yang timbul dalam kehidupan setiap orang. Tapi tentang bagaimana dampak yang dihasilkan pada akal sehat. Apakah tetap bisa dikatakan sehat apabila kita mendambakan surga sesuai keinginan kita sendiri? Atau apakah keimananku diragukan? Ya Allah, rasanya aku sangat berdosa karena memikirkan ini. Seolah surga yang telah Engkau janjikan tidak cukup membuatku tergiur untuk meraihnya. Aku juga tidak mau masuk ke dalam neraka. Penggambaran bagaimana mengerikannya neraka saja sudah lebih dari cukup membuatku ketakutan. Apakah salah apabila mengharapkan untuk benar-benar berakhir? Maksudnya, ketika meninggal nanti tidak ada bangkit lagi di kehidupan selanjutnya tapi benar-benar lenyap dan kembali menjadi tanah. Jiwa ini juga tidak usah kemana-mana. Cukup ikut lenyap bersama dengan tubuh. Jujur, aku takut sekali rasanya apabila memikirkan hal ini. Selalu aku ucapkan istigfar apabila pemikiran ini muncul tiba-tiba. Akal sehatku bilang jika aku memikirkan ini maka tandanya aku meragukan kekuasaan Allah. Kenapa ingin lenyap kalau di kehidupan setelah ini ada tempat yang begitu indah, yang bernama surga. Yang digambarkan sebagai taman-taman yang indah, yang didalamnya mengalir air susu. Disana kita tidak akan pernah kelaparan, sedih, marah. Itu hanya sebagian kecil dari bagaimana indahnya penggambaran surga. Masih banyak lagi penggambaran yang bisa membuat kita lebih menginginkan surganya Allah.

Surga pasti menyediakan semua keinginan kita. Apakah salah satunya tidak akan kesepian lagi? Tentu. Aku amat sangat yakin akan hal itu. Di surga kita tidak akan merasa sendirian lagi. Di surga orang-orang akan lengkap dengan kebahagiaannya masing-masing. Terkadang mungkin, untuk mencapai itu kita harus rela mengorbankan dunia. Mungkin, kasih sayang di surga nanti harus dibayar terlebih dahulu dengan rasa sepi di dunia ini. Surga itu pasti indah. Di surga nanti kita semua pasti bahagia. Maka dari itu, teruslah hidup. Teruslah mencari alasan untuk hidup. Teruslah berfikir tentang surga. Walau jalannya berbeda-beda, tapi aku berdoa semoga kita bisa masuk ke dalam surga ya. Aamiin.

Comments

Popular Posts