Rasa

 Rasa sesal di dalam hati diam tak mau pergi

Haruskah aku berlari dari kenyataan ini

Dan aku mencoba tuk sembunyi

Namun hatiku tetap mengikuti.


Dulunya potongan lirik lagu tersebut hanyalah sebuah frasa yang tidak berarti apa-apa untukku. Tapi sekarang kalau dinyanyikan lagi, 'oalah ini toh rasanya'.

Here's my story,

Sudah cukup lama aku menyimpan rasa terhadap seseorang. Rasa yang entah berlandaskan apa, karena sebetulnya aku tidak pernah sedikitpun berinteraksi dengannya. Bisa dibilang, aku hanya mengaguminya dari jauh dan dalam diam. Perasaan ini terletak di pintu depan hatiku dan tidak pernah aku biarkan masuk sampai ke bagian inti hati. Aku pun tak tau kenapa. Tatkala menemukan orang lain, perasaan ini hilang. Namun akan muncul lagi ketika hubunganku kandas. Entah harapan apa yang aku taruh dalam diri orang ini. Aku pun tidak tau apakah ini fitrah dari sang Maha Kuasa atau godaan dari syaitan yang penuh dengan fitnah.

Hari ini pun sama. Aku sendiri dan sedang tidak bersama siapa-siapa. Aku lelah bersama orang yang salah. Aku ingin istirahat sejenak. Menenangkan pikiran dan membuka lembaran baru sebagai orang yang lebih baik. Dan seperti biasa, perasaan ini datang lagi. Bak seorang tamu yang ingin berkunjung. Entah ia tamu yang baik atau bukan. Ia singgah di teras depan namun membelakangi. 'Kau sengaja bertamu atau hanya kebetulan lewat saja? Kenapa kau harus selalu diam disana? Apa halamanku senyaman itu sampai menjadi tempat favoritmu untuk singgah? Tapi dengan adanya kau, halamanku juga jadi terlihat cantik. Kau seperti aksesoris yang melengkapi halamanku.' Batinku.

Wahai rasa, bisakah kau melanjutkan perjalananmu ke tempat lain? Tempatmu bukan disini. Kau bahkan tidak punya landasan apa-apa untuk menetap atau sekedar singgah. Bisakah kau berjalan beberapa langkah lagi? Yang penting jangan singgah disini. Karena kau menghalangi tamuku yang lain. Yang memang berniat datang bukan untuk singgah, namun benar-benar datang untuk masuk. Janganlah diam dan menghalangi pandanganku. Bisa jadi selama ini tamu yang kubiarkan masuk ternyata salah karena aku hanya melihat dari samping. Bisa jadi ternyata tamuku yang sesungguhnya ada di balik dirimu. Dan kau menghalanginya, sehingga aku melewatkannya.

Rasa. Aku mohon, pergilah. 

Comments

Popular Posts